SELAMAT DATANG

Terimakasih Anda telah mampir di blog ini. Blog ini sebagai tempat berbagi apa saja demi hidup yang lebih baik. Saran dan kritik senantiasa kami tunggu demi berkembangnya blog ini.
Matur nuwun ...

Selasa, 05 Juni 2012

KARTU SOAL

Ada teman kesulitan waktu disuruh membuat kartu soal untuk Ujian Nasional, iseng-iseng buat kartu soal dengan Ms Excel, walaupun masih banyak kekurangan tapi bisa dipakai. Silahkan di download dan kalo perlu diupdate sendiri  ....
unduh di sini

LULUS UJIAN NASIONAL = SUKSES ?

Hampir semua siswa dari tingkat SD sampai SLTA setiap tahun selalu menantikan pengumuman kelulusan. Seolah-olah waktu 6 tahun (bagi SD) atau 3 tahun (untuk SLTP dan SLTA), tidak ada yang lebih penting kecuali hari itu. Semua siswa menunggu selembar kertas berisi pengumuman dengan harapan di situ tercantum kata-kata LULUS. Mereka tidak peduli dengan nilai yang diperoleh, yang penting LULUS. Apabila TIDAK LULUS seakan-akan dunia mulai kiamat, rasa malu, jengkel, marah campur aduk menjadi satu.
Itulah fenomena ke LULUS an. Membuat siswa hanya bertujuan untuk LULUS tanpa peduli dengan proses. Bagaimana mereka selama 6 atau 3 tahun belajar hanya berorientasi pada nilai saja. Ujung-ujungnya pada saat Ujian Nasional, kecurangan selalu terjadi hampir di semua tingkatan pendidikan. Bagaimana Negara ini mau dibangun dengan baik jika generasi mudanya telah terbiasa dengan budaya berbuat "Curang". Ke depan mereka akan menjadi pemimpin Negeri tercinta ini. Sehingga kita tidak heran jika yang namanya Korupsi telah menjadi seperti budaya karena mereka telah terbiasa berbuat curang dari waktu sekolah.
Paradigma Lulus Ujian Nasional adalah langkah awal sukses haruslah dirubah apalagi  menjadi tolok ukur seseorang bisa masuk ke Perguruan Tinggi.
Bisa jadi seseorang yang jujur waktu Ujian Nasional memperoleh Nilai yang lebih rendah daripada siswa yang bisa mencontek atau bahkan bisa memperoleh bocoran. Sungguh ironis sekali.
Model pembelajaran dengan tolok ukur pada LULUS tersebut haruslah dirubah. Proses pembelajaran haruslah ditekankan pada penanaman nilai budi pekerti yang membuat seseorang bisa membedakan hak dan kewajiban, baik dan buruk, benar dengan tidak benar dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan model pembelajaran sekarang siswa telah mengerti tentang baik-buruk, benar salah, hak dan kewajiban tetapi hanya sebatas tahu saja. Mereka jarang mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata, akibatnya hanya sebatas teori saja, sma persis dengan Ujian Nasional yang hanya sebatas teori saja.
Bandingkan dengan model pembelajaran di Pondok Pesantren atau di sekolah-sekolah unggulan yang lebih mengutamakan pendidikan akhlak dan budi pekerti luhur sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
Sudah seharusnya paradima LULUS = SUKSES harus dirubah, BERBUDAYA & BERAHLAK MULIA, BERWAWASAN LUAS = SUKSES.